“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran”
(Amsal 21:23)
“Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan” (Amsal 12:18)
“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati”
(Amsal 15:4)
Sekelompok katak berjalan melewati hutan, dan dua di antaranya
terperosok ke dalam sebuah sumur yang dalam. Katak yang lain berkumpul
di sekitar sumur itu. Ketika mereka melihat betapa dalamnya sumur itu,
mereka berkata pada kedua katak itu sebaiknya mereka mati saja.
Kedua katak itu tidak menghiraukan komentar kawan-kawannya itu dan
berusaha melompat keluar dari sumur dengan segenap kekuatan mereka.
Katak-katak yang lain berteriak agar mereka menyerah, sebaiknya mereka
mati saja. Akhirnya salah satu katak mengikuti yang diteriakkan
teman-temannya dan menyerah. Ia jatuh dan mati.
Katak yang lain terus meloncat sekuat ia bisa. Sekali lagi, kawan-kawannya berteriak agar katak itu menghentikan usahanya yang sia-sia dan mati saja. Tetapi katak itu berusaha makin kuat dan akhirnya berhasil keluar. Setelah berada di luar, katak-katak yang lain bertanya, “Apa kau mendengar teriakan kami?” Katak itu menjelaskan pada kawan-kawannya bahwa ia tuli. Ia mengira bahwa kawan-kawannya menyemangati dia terus menerus.
Katak yang lain terus meloncat sekuat ia bisa. Sekali lagi, kawan-kawannya berteriak agar katak itu menghentikan usahanya yang sia-sia dan mati saja. Tetapi katak itu berusaha makin kuat dan akhirnya berhasil keluar. Setelah berada di luar, katak-katak yang lain bertanya, “Apa kau mendengar teriakan kami?” Katak itu menjelaskan pada kawan-kawannya bahwa ia tuli. Ia mengira bahwa kawan-kawannya menyemangati dia terus menerus.
Cerita ini mengajarkan kita dua hal:
- Lidah kita memiliki kekuatan mati dan hidup. Kata-kata yang membangkitkan semangat pada seseorang yang sedang dalam kesulitan dapat mengangkat dia dan menolong dia melewati hari-harinya
- Kata-kata yang meruntuhkan semangat dapat membunuh orang itu. Hati-hatilah pada apa yang Anda ucapkan. Berbicaralah positif pada orang-orang yang Anda jumpai.
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita,
dan dengan lidah kita
mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang
sama keluar berkat dan kutuk. Saudara-saudaraku, hal ini tidak boleh
demikian terjadi.
"Tanpa mengawal lidah, jangan bermimpi untuk melihat perdamaian secara luas"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar