Rabu, 20 Februari 2013

Renungan Kristen- "Kisah Ember Bocor"



Seorang pemikul air di India memiliki 2 buah ember. Masing-masing ember tergantung di ujung pikulan yang ia pikul dengan bahunya. Salah satu ember dalam keadaan bocor, sedang ember yang satunya lagi sempurna. Setelah men...empuh perjalanan yang cukup jauh dari sumber air ke rumah tuannya, ternyata air ember yang bocor tinggal setengahnya, sedang di ember yang satu lagi tetap penuh. Ember yang bocor merasa malu dengan ketidak sempurnaannya krn ia hanya mampu membawa setengah dari yang diharapkan. Ember yang sempurna merasa bangga dengan prestasinya karena seluruh kewajibannya dapat diselesaikan.

Setelah 2 tahun berjalan, ember yang bocor tidak tahan lagi dan ia pun berkata kepada tuannya,”Aku merasa malu sekali dan ingin meminta maaf atas ketidak mampuanku.”

“Mengapa engkau harus malu?” tanya pemikul air itu.

“Karena selama 2 tahun ini, aku tidak mampu melakukan tugas dengan sempurna, aku hanya bisa menyelesaikan setengah dari kewajibanku, padahal engkau telah bersusah payah membawaku. Lubang pada tubuhku ini menyebabkan air bocor sepanjang jalan” jawab sang ember.

Si pemikul air berkata, “Apakah kamu memperhatikan bahwa di sepanjang jalan, pada sisi kamu berada penuh dengan bunga yang indah, sedang di sisi lain tidak?”

“Memang benar, aku telah memperhatikannya,” kata sang ember.

Kemudian si pemikul air itu melanjutkan, “Itu terjadi karena aku tahu kekuranganmu dan aku memanfaatkan kelemahanmu. Aku telah menabur bunga di sepanjang sisimu dan kamu telah menyiramnya setiap hari. Dan hasilnya? Setiap hari selama 2 tahun ini aku dapat menghias meja tuanku dengan bunga-bunga yang indah, yang kamu sirami setiap hari”.

Ketahuilah, bahwa memang kita semua memiliki kekurangan, namun bila kita mau, TUHAN dapat menggunakan kekurangan itu untuk menghias meja BAPA di surga dan memuliakanNYA. Jangan kuatir dengan kekurangan kita, karena pada kelemahan dapat kita temukan kekuatan! Terkadang apa yang menjadi kekurangan kita, justru bisa menjadi kelebihan kita

Cerita ini mengingatkan kita bahwa disekitar kita ada banyak bunga. Kadang-kadang sumbangan kita kepada mereka tidak direncanakan, tapi sungguh sumbangan kita apapun bentuknya secara tidak terencana, tidak pernah sia-sia. Ada hukum yang sangat penting, yaitu hukum kekekalan kebaikan, hukum pelipatgandaan kebaikan.

Kebaikan yang kita lakukan pada sekeliling kita tidak pernah percuma dan sia-sia. Karena itu hari ini selalulah berpikir dan berkata baik sebagai yang sumbangan sesuai pada sekeliling kita. Anda akan menjadi insan yang baik. Anda akan menjadi pekerja yang kontributif dan produktif dengan cara yang senantiasa melakukan kebaikan pada sekeliling Anda.



"Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."
(2 Korintus 12:10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar